Kamis, 29 April 2010

KONDISI MASYARAKAT DI INDONSIA

PENGARUH MODERNISASI , GLOBALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP KONDISI MASYARAKAT DI INDONESIA
Oleh Yuni Priawan
Perubahan sosial
Selo Soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap, pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial dapat dipastikan terjadi dalam masyarakat, karena adanya ciri-ciri sebagai berikut:
• Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang, setiap masyarakat pasti berubah, hanya ada yang cepat dan ada yang lambat
• Perubahan yang terjadi pada lembaga sosial tertentu akan diikuti perubahan pada lembaga lain
• Perubahan sosial yang cepat akan mengakibatkan disorganisasi sosial
• Disorganisasi sosial akan diikuti oleh reorganisasi melalui berbagai adaptasi dan akomodasi
• Perubahan tidak dapat dibatasi hanya pada bidang kebendaan atau spiritual saja, keduanya akan kait-mengkait

Modernisasi
Modernisasi adalah suatu proses tansformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Modernisasi dapat terjadi dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
2. Sistem administrasi Negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur.
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi masa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Modernisasi berbeda dengan westernisasi, kerena modernisasi lebih mengacu pada perubahan sikap mental yang lebih baik dan bukan hanya bentuk peniruan budaya Barat semata. Akan tetapi, bersamaan dengan proses modernisasi biasanya juga terjadi westernisasi, karena pekembangan masyarakat modern pada umunya terjadi di dalam kebudayaan Barat.

Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses masuk ke lingkungan dunia. Memudarnya batas-batas fisik/geografik maupun politik dalam masyarakat dunia, sehingga interaksi dan komunikasi sosial di antara orang-orang dapat berlangsung tanpa hambatan-hambatan yang bersifat geografik maupun politik. Adanya hubungan yang mendunia ini dipengaruhi oleh adanya saluran-saluran pendukung proses globalisasi antara lain:
1. Saluran pergaulan, seperti pertukaran pelajar, home stay, pertukaran misi kebudayaan, penyerapan tenaga kerja asing, dsb.
2. Saluran teknologi, seperti internet.
3. Saluran ekonomi, seperti telemarketing atau bisnis melalui pesawat telepon dan internet.
4. Saluran media hiburan, seperti film dan game.

Pengaruh Modernisasi, Globalisasi Perubahan Sosial terhadap Kondisi Masyarakat di Indonesia
Adanya modernisasi dan globalisasi dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat di Indonesia. Dampak positif modernisasi dan globalisasi antara lain:
1. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, karena arus informasi dan alih teknologi dapat berlangsung tanpa batas.
2. Universalisme yang berkembang sesuai dengan arus perubahan menjadikan orang-orang mengakui akan HAM. Hak-hak azazi manusia tidak lagi dibatasi karena ras yang berbeda, agama yang berbeda, daerah, atau sukubangsa.
3. Terbukanya peluang berpartisipasi dalam proses ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan bagi segenap warga masyarakat, tidak memandang asal-usul daerah, kesukubangsaan, ras, aliran, ataupun agama.
Adapun dampak negatif dari modernisasi, globalisasi dan perubahan sosial terhadap masyarakat di Indonesia antara lain:
1. Westernisasi,
2. Sekularisme,
3. Konsumerisme,
4. Konsumtivisme,
5. Hedonisme (cara hidup bermewah-mewah untuk mengejar prestise atau gengsi tertentu)
6. Liberalisme,
7. Feminisme,
8. Separatisme/pemberontakan/pergolakan daerah
9. Kesenjangan sosial dan ekonomi, yang terjadi karena ketidakadilan dalam proses pembangunan, misalnya karena menekankan atau memprioritaskan daerah atau golongan sosial tertentu
10. Kriminalitas,
11. Munculnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja, prostitusi, dan sebagainya yang disebabkan oleh adanya keinginan untuk menyesuaikan dengan taraf hidup, tetapi tidak didukung oleh kemampuan dan ketrampilan yang memadai (demonstration effect)
Dari beberapa penjelasan di atas tentang modernisasi, globalisasi, dan perkembangan sosial masyarakat, ternyata tidak selamanya pengaruh modernisasi dan globalisasi itu baik. Modernisasi dan globalisasi tentu harus kita telaah lebih jauh lagi dan tidak menerimanya begitu saja sebagai teori Tuhan yang berharga mati. Perbaikan-perbaikan konsep modernisasi yang diselaraskan dengan budaya serta pengetahuan lokal masyarakat akan menjadi sebuah konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kemanusiaan. Kita sebagai masyarakat Indonesia tentu harus mengikuti perkembangan jaman, tetapi harus ada filter pada diri kita agar kita modernisasi dan globalisasi yang buruk dapat kita hindari dan kita terjaga dari dampak-dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi itu sendiri. Bagi kita umat islam, filter itu adalah IMTAQ.
Akhir kata, mari kita ikuti perkembangan jaman diiringi peningkatan IMTAQ kepada Allah SWT.
Sumber:
http://agsasman3yk.wordpress.com/2009/08/04/perubahan-sosial-modernisasi-dan-pembangunan/
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB15._PERILAKU_MASYARAKAT_DALAM_PERUBAHAN_SOSIAL_BUDAYA_DI_ERA_GLOBAL.
http://yoga123.ngeblogs.com/2010/04/23/dampak-modernisasi/
IPS kelas IX. Bab 15 Perilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial Budaya di Era Global.

Sabtu, 24 April 2010

KONDISI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kondisi Pendidikan dan Konsep Pendidikan Umum di Indonesia
Oleh Yuni Priawan
Pemerintah telah melaksanakan kewajibannya terhadap rakyatnya dengan menyelenggarakan pendidikan, apalagi dengan adanya dogma “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang tertulis dalam mukadimah UUD 1945. Pendidikan model pemerintah yang ditawarkan kepada rakyat melalui lembaga-lembaga pendidikan, sudah memberikan konstribusi banyak terhadap bangsa, mulai dari jenjang paling bawah sampai paling tinggi. Anggaran pendidikan pun menjadi fokus utama usaha pemerintah dalam penataan anggaran belanja negara, kualitas guru ditingkatkan, dan dilakukannya pembenahan-pembenahan lain agar pendidikan di Indonesia dapat membuahkan hasil yang diharapkan. Namun, dalam upaya pemerintah ini tidak luput dari permasalahan-permasalahan yang telah menyebabkan kondisi pendidikan di Indonesia yang bervariasi.
Kondisi pendidikan di Indonesia dipengaruhi beberapa hal yang menyerangnya, yaitu politisasi pendidikan, komersialisasi pendidikan, sekulerisasi pendidikan, dan overspesialisasi pendidikan.
Politisasi pendidikan menyebabkan arah kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan tidak jelas, karena kepentingan-kepentingan yang berafiliasi dalam pendidikan di dominasi oleh kepentingan politik. Menurut data yang dimiliki oleh Departemen Pendidikan Nasional hampir 2-3 juta anak putus sekolah setiap tahun dan hanya 10 % dari jumlah lulusan SMU yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena masalah biaya pendidikan yang semakin tinggi. Dari sini terlihat jelas bahwa telah terjadi pergeseran filosofi pendidikan yang sebenarnya, pendidikan tidak lagi untuk mencerdaskan tetapi telah dijadikan sebagai komoditi untuk dikomersialisasikan dan seakan-akan dijadikan sebagai lembaga profit bagi segelintir orang yang duduk dilembaga pendidikan itu sendiri. Adanya penajaman kajian keilmuan atau spesialisasi berlebihan dalam bidang-bidang tertentu, menyebabkan pendidikan menghasilkan para lulusan yang pola pikir, pola hidup bersifat materialistis dan perilaku mekanistik dan miskin nilai-nilai kemanusiaan.
Menurut Bapak Ana Maulana salah satu dosen pengampu mata kuliah ISBD di STKIP Garut, adanya politisasi, sekulerisasi, dan overspesialisasi pendidikan seperti di atas tadi, menyebabkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini antara lain;
1. Arah pendidikan yang kurang jelas
2. Pendidikan sebagai barang mahal
3. Pendidikan tidak merata
4. Penyelewengan dana pendidikan cukup tinggi
5. Kurang penghargaan pada Guru/Dosen
6. Kualitas dan kuantitas guru/dosen kurang
7. Pendidikan kepribadian kurang mendapat perhatian serius
8. Pendidikan yang mencetak tukang

Oleh karena itu, muncullah konsep Pendidikan Umum atau General Education yaitu suatu program pendidikan yang tumbuh di Amerika Serikat atas dasar reaksi terhadap; (a) overspesialisasi beberapa disiplin ilmu pengetahuan yang mengabaikan nilai-nilai humaniora, sehingga cenderung lebih mekanik; (b) ketidakseimbangan antara kepentingan-kepentingan khusus dengan proses penanaman nilai yang lebih luas seperti membentuk manusia agar terdidik; (c) disintegrasi kurikulum; (d) formalisme pendidikan liberal yang cenderung menghilangkan semangat kemanusiaan; dan (e) terabaikannya nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan hakiki manusia.
Konsep pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan secara terintegrasi. Untuk ditingkat perguruan tinggi di sebut mata kuliah dasar umum (MKDU) yaitu sekelompok mata kuliah yang memberikan landasan dalam pengembangan dunia spesialisnya masing-masing. MKDU dirubah menjadi MPK dan MBB. Kedua kelompok bidang studi ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran mahasiswa perguruan tinggi Indonesia dalam pencapaian tujuan utama pendidikan nasional, yaitu membentuk kepribadian utuh melalui proses pembelajaran secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan multi atau interdisipliner.
Selain dengan mengadakan Pendidikan Umum seperti yang dijelaskan di atas, ada beberapa pendapat yang menyatakan untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia, hal yang harus dilakukan adalah dengan mengganti sistem pendidikan yang ada dengan sistem pendidikan Islam.
Agar keluaran pendidikan menghasilkan SDM yang sesuai harapan, harus dibuat sebuah sistem pendidikan yang terpadu.
Dalam hal ini, minimal ada 3 hal yang harus menjadi perhatian, yaitu: Pertama, sinergi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga. Kedua, kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi. Ketiga, berorientasi pada pembentukan tsaqâfah Islam, kepribadian Islam, dan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan.
Sumber :
http://dedencorner.blogspot.com/
http://isbdku.blogspot.com/
http://mii.fmipa.ugm.ac.id/?p=121
http://syabab.com/index.php?view=article&catid=37:tatsqif&id=187:-sistem-pendidikan-indonesia-sistem-pendidikan-ala-amerika&option=com_content&Itemid=154

Senin, 19 April 2010

MASALAH SOSIAL

MASALAH SOSIAL
Oleh Yuni Priawan

Pengertian Masalah Sosial
Menurut Gillin, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. (Soekanto 1990 : 358)
Indeks-indeks yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah sosial :
1. Indeks simple rates, yaitu angka laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat. Misalnya angka bunuh diri, perceraian, kejahatan anak-anak, dll.
2. Composite indeks, yaitu gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu dengan lainnya.
3. Social distances (jarak sosial)
4. Social unrest (keresahan sosial)
Klasifikasi Masalah Sosial
Menurut sumbernya, masalah sosial diklasifikasikan dalam empat kategori ;
1. Masalah sosial yang berasal dari faktor ekonomis, seperti; kemiskinan dan pengangguran.
2. Masalah sosial yang berasal dari faktor biologis, seperti penyakit.
3. Masalah sosial yang berasal dari faktor psikologis, seperti; timbulnya penyakit syaraf (neurosis) dan bunuh diri.
4. Masalah sosial yang berasal dari faktor kebudayaan, seperti; perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik keagamaan
Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat pada umumnya sama yaitu, misalnya:
1. Kemiskinan
2. Kejahatan
3. Disorganisasi keluarga
4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern
5. Peperangan
6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
a. Pelacuran
b. Delikuensi anak-anak (cross boy dan cross girl)
c. Alkoholisme
d. Homoseksualitas
7. Masalah kependudukan
8. Masalah lingkungan hidup
9. Birokrasi
Suatu masalah sosial jika dibiarkan akan berkembang menjadi kebiasaan (habit), kemudian berkembang lagi menjadi budaya masyarakat, setelah membudaya masalah sosial ini akan mempengaruhi kepribadian seseorang hal ini disebut latent social problem yang sulit di atasi, karena masyarakat tidak menyukainya tetapi tidak berdaya untuk mengatasinya.
Pemecahan Masalah Sosial
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasi masalah sosial, namun belum terbukti efektif. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti tentang apa yang merupakan masalah sosial yang pokok. Efek dari pemecahan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera, tetapi setelah janngka waktu yang cukup lama. Walaupun terdapat kekurangan, namun penelitian terhadap masalah-masalah sosial berkembang terus, metode yang digunakan ada yang bersifat preventif dan represif. Setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai suatu masalah sosial, baru diambil tindakan untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi masalah sosial tersebut, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosia; yang dihadapi tadi.

Sumber :
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

APA ITU ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD)?

ILMILMU SOSIAL DASAR, ILMU BUDAYA DASAR, DAN ISBD
Oleh Yuni Priawan

ILMU SOSIAL DASAR
Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang terjadi dalam konteks keindonesiaan dan pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dengan menggunakan konsep-konsep yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, sosiologi, ekonomi, geografi, antropologi, dan sebagainya. (Wahyu, 2007 : 16)
ISD merupakan suatu bahan studi yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan/pengajaran di Indonesia yang diberikan di perguruan tinggi. ISD memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji fakta sosial dan tindakan sosial agar mahasiswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan sosialnya.
Tujuan Ilmu Sosial Dasar :
1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan sosial dan masalah sosial yang ada dalam masyarakat;
2. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat didekati secara kritis dan interdisipliner;
3. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lainnya dalam menghadapi masalah sosial;
4. Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pegetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat;
5. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia;
6. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial dalam mempraktikkan pengetahuan akademiknya.

ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan. Ilmu Budaya Dasar juga merupakan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. (Widyosiswono, 1996 : 11)
Ilmu Budaya Dasar memperoleh bahan pengetahuan humaniora, seperti teologia, filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah, ilmu bahasa, kesusastraan, dan ilmu kesenian. Dari humaniora berkembang bahan humanism, dari bahasa latin humanus yang artinya manusia, dan ismus yang artinya aliran atau paham. Dalam pandangan modern humanisme merupakan pandangan hidup yang ingin memahami manusia dan kemanusiaan sebagai dasar dan tujuan dari segala pemikiran ilmu pengetahuan kebudayaan, dan agama.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
1. Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
2. Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
3. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
4. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
5. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya
6. Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur disiplinnya
7. Sebagai calon pemimpin bangsa serta shli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku
8. Sebagai jembatan para saran yang berbeda keahliannya lebih mampu berdialog dan lancar dalam berkomunikasi dalam memperlancar pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun serta mampu memenuhi tuntutan perguruan tinggi khususnya Dharma Pendidikan.

ISBD (Ilmu Sosial dan Budaya Dasar)
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Latar belakang diajarkannya ISBD
Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi :
• Kemampuan personal : dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, seta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
• Kemampuan akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan , menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, seta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
• Kemampuan profesional : kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

Fungsi ISBD
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar.

Ruang lingkup
Bab I Pendahuluan
Bab II Pengertian Ilmu Sosial, Ilmu Budaya dan ISBD
Bab III Konsep Dasar Manusia
1. Manusia sebagai mahluk biologis, ekopolhuksos psikol
2. Manusia sebagai mahluk individu dan sosial
3. Manusia sebagai mahluk budaya
4. Permasalahan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Manusia dan keadilan
7. Manusia dan cinta kasih, kegelisahan, kehalusan dan tanggung jawab, prasangka
Bab III Manusia dan Peradaban
Bab IV Manusia, keragaman dan kesetaraan
Bab V Moralitas dan Hukum
Bab VI Manusia Sain dan Teknologi
Bab VIII Manusia dan Lingkungan
Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk social yang beradab serta bertanggungjawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.

Tujuan ISBD
• Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
• Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
• Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahkluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya dan mampu memecahkan masalah sosial budaya secara arif.
ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial budaya
ISBD sebagai integrasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis, serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.

Sumber:
http://studistie.blogspot.com/2008/03/ilmu-sosial-budaya-dasar.html
http://el-fayyaza.blogspot.com/2009/01/isbd.html
http://isbdku.blogspot.com/
Wahyu, Ramdani. 2007. Ilmu Sosial Dasar. Bandung : Pustaka Setia.
Widyosiswono, Supartono. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Ghalia Indonesia.